Semarang – KeSEMaTBLOG. Kantor kami, beberapa waktu yang lalu kedatangan buah Bruguiera asal Riau. Kami senang sekali, karena kali ini buah Bruguiera yang merupakan oleh-oleh dari salah seorang KeSEMaTER ketika melakukan kunjungan kerja ke Bandar Bakau Dumai ini, ternyata bukanlah Bruguiera yang umum ditemukan di Jawa. Bruguiera sexangula (begitulah namanya) merupakan jenis spesies mangrove yang sering ditemukan di luar Jawa, seperti di pulau Kalimantan dan Sumatera.
Lihatlah foto di samping ini. Dua buah foto bagian atas, adalah bentuk buah B. sexangula yang telah matang dan siap dibibitkan. Ukuran buah matangnya memang kecil, hanya 2 cm saja panjangnya dengan diameter buah tak lebih dari 1 cm.
Selanjutnya, dua buah foto di bagian bawahnya adalah buah-buah Bruguiera tersebut yang ditanam dengan menggunakan media agar. Sebelum menanam Bruguiera kami di dalam gelas-plastik air mineral, kami membeli media agar tersebut di sebuah toko di daerah Tembalang Semarang, yang kebetulan hanya berjarak tak kurang dari lima ratus meter dari Kantor, kami. Harganya sangat murah, hanya Rp. 1500,- saja, per bungkusnya. Media agar yang kami gunakan ini, awalnya berbentuk bola-bola kecil (hanya berdiameter tak kurang dari satu milimeter) berwarna-warni yang kemudian kami rendam kurang lebih empat jam di dalam air tawar, agar memperoleh ukuran agar yang sesuai dengan wadah yang digunakan. Setelah empat jam kemudian, media agar ini “membengkak” menjadi seukuran kelereng (lihat foto di atas, bagian bawah).
Selanjutnya, dua buah foto di bagian bawahnya adalah buah-buah Bruguiera tersebut yang ditanam dengan menggunakan media agar. Sebelum menanam Bruguiera kami di dalam gelas-plastik air mineral, kami membeli media agar tersebut di sebuah toko di daerah Tembalang Semarang, yang kebetulan hanya berjarak tak kurang dari lima ratus meter dari Kantor, kami. Harganya sangat murah, hanya Rp. 1500,- saja, per bungkusnya. Media agar yang kami gunakan ini, awalnya berbentuk bola-bola kecil (hanya berdiameter tak kurang dari satu milimeter) berwarna-warni yang kemudian kami rendam kurang lebih empat jam di dalam air tawar, agar memperoleh ukuran agar yang sesuai dengan wadah yang digunakan. Setelah empat jam kemudian, media agar ini “membengkak” menjadi seukuran kelereng (lihat foto di atas, bagian bawah).