Hutan Bakau Sungai Dumai, Warisan Negeri Sri Bunga Tanjung Slideshow: Pecinta’s trip to Riau, Indonesia was created by Alamsyah. See another Riau slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Senin, 29 November 2010

Aku Cinta

Oh Bakau...Kau sangat cantik sekali
Kehijauanmu sangat mengagumkan
Aku cinta Bakau...Karena kau indah

Sekali kau tumbuh mekar sayang
Kau dihinggapi siput karena kau mekar
Banyak yang menghinggapi kamu
Semuanya sayang Bakau

Aku juga sayang Bakau
Karena kau menghalangi panas......


28 November 2010
Oleh : Annisa, SDN 010 Ratu Sima - Dumai

Pantun Due Tige

Due tige ade bakau
Saye suka menanam bakau

Due tige ade lumpur
Saye suka menanam lumpur


28 November 2010
Oleh : Dimas, SD 019 Bumi Ayu

Senin, 22 November 2010

Bakau Pengantin



Dumai - Bandar Bakau. Sungguh unik apa yang telah dilakukan oleh sepasang suami-istri ini,  setelah melangsungkan acara Akad Nikahnya pada pagi hari tanggal 09 Desember 2009, menjelang sore pasangan Dedi Iswanto & Robiana bergegas menuju Kawasan Hutan Mangrove Dumai di Bandar Bakau. Apa yang dilakukan oleh mereka ? Rupanya jauh-jauh hari sebelum menikah, mereka berdua telah bernazar untuk menanam sepasang bibit pohon Bakau sebagai tanda cinta kasih mereka. Dedi Iswanto yang biasa dipanggil Anto adalah salah satu aktivis dan pengelola Pelestarian Hutan Mangrove yang bernaung dalam Pecinta Alam Bahari yang diketua oleh Bpk. Darwis Mohd. Saleh. Selain kesibukannya mengurus dan mengawasi area konservasi Mangrove, tahun 2009 lalu keseharian Anto adalah bekerja di Perusahaan Chevron.

Kehijauan Yang Indah

Kehijauan ini....
Bagaikan tempat berteduhku
Ia begitu rindang
Hingga aku tak sanggup tuk meninggalkanya

Di Pesisir inilah tempat ia tinggal
Kepiting, Ketam, Siput teman ia bermain
Tapi sayang ia tak menghijau lagi
Karean ulah manusia yang tak bertanggung jawab

Wahai bakau...
Ku kan setia  denganmu
Ku kan menghijaukanmu
Dan melindungimu
Dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab

Bandar Bakau, 21 November 2010
Oleh : Agid Rahman - Kelas Tiga SMPN 04 Dumai Barat

Pohonku

Pohonku
Engkaulah Dihatiku
Engkau Yang Kucintai
Dan Engkau Yang Kusayangi

Tumbuhlah Kau
Dihatiku...

Bandar Bakau, 21 November 2010
Oleh : Siswi Sekolah Alam Bandar Bakau - Jihan Mauliza, Kelas Sembilang. SD 010 Ratu Sima, Dumai Riau.

Materi Minggu Ke-12 Sekolah Alam

Dumai - Bandar Bakau. Seperti biasa pertemuan Sekolah Alam pada minggu ke-12 memilih lokasi kelas yang berbeda dari setiap minggunya. Namanya juga Sekolah Alam, disini kami belajar dan mengajar selalu dari alam. Memang sesekali ada juga kami belajar di sebuah pondok, tapi tetap saja letaknya di alam hehe..

Beberapa minggu ini Kota Dumai selalu diguyur hujan, itulah makanya kali ini siswa/i Sekolah Alam harus extra hati-hati. Ya, sebab beberapa Ular Bakau telah ditemukan oleh Pengelola Hutan Mangrove. Namun tentu saja itu tidak menyurutkan semangat para siswa/i Sekolah Alam untuk belajar dan bermain seperti biasa, karena itulah adanya sebuah ekosistem. Dimana setiap mahluk hidup saling berkaitan dan mambutuhkan satu sama lainnya. Materi kelas Sekolah Alam minggu ini masih mengulas tentang Pengenalan Terhadap Jenis Bakau, dan jenis Bakau yang dipilih adalah "Rhizophora Mucronata" atau biasa disebut Bakau Belukap atau Bakau Minyak. Mengenai Bakau Belukap ini sangat erat pula kaitannya dengan sejarah dari Kota Dumai itu sendiri, yaitu mengenai Legenda Situs Putri Tujuh. Insya Allah untuk lebih jelasnya mengenai kisah ini akan kami uraikan dalam artikel lain pada blog ini.

Kamis, 18 November 2010

Jual Bibit Mangrove


HUTAN MANGROVE


Pohon Mangrove

Definisi Hutan Mangrove
Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat kondisi air pasang dan bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis & sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut dan tergolong dalam ekosistem peralihan atau dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang keduanya bersatu di tumbuhan tersebut. Hutan mangrove juga berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.

Kaos Seragam "Sekolah Alam Bandar Bakau"





Desain Kaos "Sekolah Alam Bandar Bakau, Dumai Riau"
Bahan : Cardet      Sablon : Rubber
Ukuran : Anak-anak (S/ 24pcs), Dewasa (All Size/ 12pcs)
Jumlah : 3 Lusin/ 36pcs
November 2010

TERBABAS

Aku samak malam sama doa membilas niat
   Hasrat ku tepu menumpu di tepi hati
   Basah berendam didalaman air mata yang dalam
   Terapung duka dilantarankan suka memandang bulan di wajahmu
   Berbagai gemintang marampai rasi misteri hati
   Aku menggugu di situ
   (aku pinjam kubah mesjid meninggikan doa)
   Agar kau lihat walau dimalam buta

 Dumai, 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 05 September 2010 jam 13:59



JALAN DATUK LAKSAMANA DUMAI

Kamilah orang di bandar ini
Yang dipanggil budak laut
Menyanyikan pantun bersenda diri
Bersampiran burung kedidi

Pegunungan busut rama di lembah tembakul
Adalah wilayah yang dihempas
Disepanjang jalan ini semua menjadi selamat jalan
Asin!!

oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 05 September 2010 jam 11:36

Kepada Dang Daun

dah lama rasanya
keliar legarku di rimbamu
tak jua sesat sesat
masih nampak seringai dunia
yang tersungkur kehabisan syukur
sesatkanlah aku sayang
sampai tak tahu jalan pulang
aku butuh sanyimu
dah lama kuluru

oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 08 September 2010 jam 3:47

Nelayan

hanya lomek
beberapa mata saja yang tergumbang kelam ini
takbir pun akan tiba

baju baru dan gedung dewan yang baru
sama-sama mengerikan

kartu lebaran para kepala berterbangan
menyambar daging kita
tuk pagi raya

ebah mau rebah dulu nak
penat bersampan
tak sampai-sampai

(bilo ebah menang melawan gelombang bah?)
terlalu banyak sampah nak
keranjang ebah ini bukti kehabisan lemak
hanya lomek sayang

Dmi, Sept 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 07 September 2010 jam 2:26

Malam 27 Likur Semalam

memandang nyala pelita
terbayang  jejeran jelata
melongo memperpanjang drama
tentang mak ngah limah
dengan pemerintah
soal minyak tanah tak lagi limpah

memandang cahaya pelita
terkenang semasa di kampung lama
berkuntum senyum jelong
mendengar pak ngah masuk ke parit kampong
pulang dari melaka dimalam raya
ingin rasanya nyeberang ke malaysia
tapi getah sejarah
tak dapat lagi dilongkah

memandang gambar pelita
tertayang surau tua
lebun di kebun industri
untung ada pesan arwah aki
pindahkan surau di taman hati


Dumai, sept 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 08 September 2010 jam 2:16

SANDAL (Puasa ke 29)

malu sangat aku
pinjamkan aku
sandal yang sepasang
biar pas untuk berjalan
tak tertanyakan upah langkah

wahai sang maha piawai
piaukanlah salah

waktu ku
darah ku
daging ku
darah daging ku
hati ku
buah hati ku
jantung ku
jantung jantungan

dekatlah teman dekat
sampai lekat
satu dalam satu

Dmi, Sept 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 08 September 2010 jam 14:31

ZAKAT (aliran rezeki sajak)

peterah emak
ku bayar dengan sajak
ku berikan kepada seorang bapak
yang lelah dipelasah ombak

Dmi, Sept 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 09 September 2010 jam 1:38

kepada Joni Malela (Si buta Korban Apit Istana)

melesak nyawa di badan
sesak menggapai tangan sultan
senak di hulu hati
melihat kau pergi
kekasihmu kau tinggalkan
di depan taman
tanpa bunga
tak terbahasakan lagi pedih di mata
hanya takbir yang berlendir
di depan istana mengalir

sudahlah sahabat
mayat mu telah dikebat dan diangkat
para penggawa mendedahkan tangan
bangang seketika di pagar halaman
tapi lamun ku tak bisa mereka timbun
tentang istana yng majun

aku iri caramu pergi
menyeret dhuafamu ke alam baqa
sedangkan istana tak berkedak bunga
untuk merangkai sepatah dua belasungkawa
beda bila pengkhianat yang mati
walau itu terkesan basa basi

joni malela
melesaklah sampai ke surga
hanya di situ yang banyak bunga
dan cinta yang tak perlu kata

Dmi, Sept 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 12 September 2010 jam 18:13

BERPOLIGAMILAH INDONESIA

kemak memandang emak kota
berselemak
bukan persoalan tua
letihnya nampak
di jantungnya
berdegup hendak karam
di bibirnya
menyembur unjuk geram
di hatinya
sejuta selingkuh terekam
di wajahnya
susut keriput semakin hitam
di kakinya
langkah siput macam dipinjam
di tangannya
orang menyemut di buih jeram

madukanlah ibu kota
bila perlu madu tiga
satu di tanah dayak
di sumatera ambil sepetak

anak di rantau cobalah teriak
tak sepetak nampak gedung dicetak
tak sedikit duit akan dihayak
tak kemana lari tekad yang buntak
tak pancasila terus dipijak
kalau tak itu
apalah ini
kalau tak tentu
apakan jadi
kalau tak begitu
lebih baik begini
(berpoligamilah indonesia)
satu di tanah dayak
di sumatera ambil sepetak
jakarta tetap akan dibedak

sudahlah deru deram
sudahlah dentum dentam
jakarta
biarkan indonesia menambah ibu kotanya


Dumai, September 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 19 September 2010 jam 22:17

Bumi sangkakala yang ku cinta

jangan biarkan primitif memerintahkan negara yang mulia iini
laraskan bahasa bersendikan hukum penuh dengan syarak

jangan biarkan adat berpangku tangan di negara ini
aku jijik sirik murtad merajai jiwa bangsaku

sensasi memperkosa hak asasi negeri bertuah ini
bahasa poligami yang bersandikan apapun rupa sandi
haruskah aku membunuh diri demi negara ini
malu demi sangkakala

aku tak mau negeri ini menjadi yahudi
istighfar kulafazkan
demi maktab perguruan yang tertinggi ini
aku tidak mau teropor dengan bahasa yang canggih di negri ini
sementara pe es pe be hanya tinggal kata
kecil sejarah indonesia
wassalam dari saya
demi bangsa ini


Dumai, September 2010

inilah yang terluah dari lidah : Kang Sabri Jakolin Dumai>>>>>>>>>>>Seorang warga negara...... yang Entah puisi, entah orasi, entahlah! Aku hanya mengutip tutur dari sanggar Kelik_kelik Bocor miliknya......Bocorkah sajak ini?

oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 22 September 2010 jam 0:08

Rabu, 17 November 2010

Wanita Seberang Jalan

kemelut wajah mu yang usang menambah kepedihan di jiwa ku
hingga bintik hitam tak pernah kelihatan lagi
bintik yang timbul ketika kau merasakan sesuatu yang sedikit bahagia di naluri mu

koreng di tubuh muungilmu masih berbekas...
sisa dari pertempuran melawan hawa nafsu

seperti kunang-kunang yang berterbangan di malam hari..
kau memberikan cahaya kepuasan terhadap sang kumbang
sang kumbang yang bosan dengan hidangan rumah nya
sang kumbang yang berhidung belang

aku terharu ketika itu
melihat betapa beratnya kau melawan kehidupan
seakan tak percaya hati terasa

wahai wanita muda dengan rok mini di paha
apa yang kau rasakan saat kau di pelukan pria bermuka dua
dipundak mu tersangkut beban dunia akhirat

wahai gadis belia pinggiran kota
sudah kah kau usap wajah kedua orang tua mu
yang lagi terbaring kaku di pintu kematian

kesunyian berani beradu dengan keringat
demi nafsu yang membara

pikiran ku terhempas dengan kenyataan yang ada
ini adalah realita kita sebagai manusia
membuka diri membunuh belenggu yang mengikat kita dari belakang
berharap bintang bersinar terang

wahai wanita separuh baya yang berdiri di depanku
ingin ku peluk erat beban bersarang di jiwa mu
sbagai rasa iba ku kepada mu

dumai, 8 januari 2010
oleh Senepak Duri pada 08 Januari 2010 jam 2:28

Sajak "Kehidupan"

bayi
balita
merangkak
baru pandai
kaehidupan tiba
mulai berkembang
menjadi pemuda lajang
belajar dan sembah yang
ingat dosa dan pahala di badan
hingga hidup terang benderang
menjalani hidup siang dan malam
kuliah, belajar, mengaji dan bekerja
menikah menjalin hidup bersama istri
beranak pinak, bercucu, berbini
pensiun, berhenti dan di PHK
kulit keriput, tulang reput
membungkuk, batuk
tak berdaya, tua
lupa dunia
mati


dumai, jumat 15 januari 2010
oleh Senepak Duri pada 15 Januari 2010 jam 11:32

Indahnya Kota ku...

aku bahagia kota ku indah seperti ini
aku senang,
aku terasa nyaman

bila mana engkau ada di samping ku
alangkah syahdu nya hati yang pilu

bukan kah kau penyegar udara di pagi hari
ketika sekelompok anak manusia berangkat ke sekolah
bukan kah kau penghias taman,
ketika para pejabat dengan plat merah melihat mu
aku sungguh terharu

inilah kota ku,
kota yang tak terpedulikan
oleh penguasa sang raja
kota yang hanya dijadikan periuk nasi di dapur
kota yang di idam-idam kan di sepanjang hayat

inilah kota ku
kebanggan ku sejak aku di keluarkan dari perut ibuku

dumai, 15 januari 2010
oleh Senepak Duri pada 15 Januari 2010 jam 18:35

Puisi “ cerita sang pemimpi dunia”

kalau kau datang kepadaku hanya untuk menundukan matahari
aku pun bisa menggelap kan dunia dengan pelupuk mata
seperti apa yang dilakukan oleh burung ketitir
menutup bumi dengan sayap kecilnya

menarilah dengan senang nya jika kau mau
tertawalah sekuat suara mu hingga payau terasa
aku hanya tersentum ketika itu
sebelum kau menundukan matahari

jika kau datang kepada ku hanya untuk menyembunyikan sang bulan
aku pun bisa menghentikan hening nya malam dengan lentik jari ku
dengan sedikit lemas dan ratapan yang kosong
sang bulan pun merasa malu menatap ku

menangislah jika kau hendak menangis
aku hanya sedikit senang ketika kau meratap tangisan
biar datang hujan air mata di perih nya hati
sedikit senyum…

Oo…
Kau tidak bisa menundukan matahari
Karena kau takut dengan matahari
Kau tidak bisa menyembunyikan bulan,
Karena kau inginkan sang bulan

Hanya emosi disaat kau lupakan dunia
Terlebih ego yang bersarang dibenak mu
Seperti hayalan dunia yang tak mungkin kau rasakan dalam hidupmu
Menghinakan sang alam timbul di depan mata

Andaikan kau datang kepadaku hanya untuk membalikan bumi
Aku hanya bisa tertawa dengan kerasnya di depan mu….

Dumai, 17 januari 2010
oleh Senepak Duri pada 17 Januari 2010 jam 23:34

Syair “Al kisah disumpah Yasiin”

Kite mula kan dengan bismillah
Supaya sekalian tidak lah salah
Untuk membaca ini risalah
Tentan manusia yang disumpah

Syair dibuat dihari senja
Tiadalah ragu tuadalah manja
Jika salah tiada sengaja
Syair ditulis tiada bermeja

Kisah bermula di ujung kampong
Ramailah orang berbondong-bondong
Memakai baju dan serta sarong
Hendak menengok budak melolong

Ibunya bernama si aminah
Terkadang senang terkadang susah
Hanya menjual sayur sececah
Asal mendapat rezki yang sah

Ketika pagi ibunya menangis
Sebab semalam hati nya bengis
Puaslah sudah untuk mengais
Rezeki datang tiada yang laris

Konon bernama ahmad senjani
Anak putera yang gagah berani
Masih bujang belum berbini
Duduk sehari entah apa yang dinanti

Sekejap setan datang menggoda
Pikirkan jahat telah pun ada
Hati meratap didalam dada
Melihat harta di depan mata

Khilaf lah sudah tingkah laku
Harta yang ada masuk ke saku
Jika di Tanya tidak kan mengaku
Lidah terbelit mulut terpaku

Ibu menangis tiada tara
Harta di peti sudah tiada
Supaya penyamon menjadi jera
Ibu lakukan segala cara

Tibalah hari dimalam jum’at
Ramai berdatangan orang jemaat
Membaca yasiin dengan lah hormat
Agar penyamon dapat siasat

Ibunya tiadalah mengetahui
Jikalau anak nya yang mencuri
Terselip sangka jiran kanan kiri
Nampak nye banyak orang yang iri

Yasin dibaca sebanyak empat puluh
Hingga badan berkeringat peluh
Nantinya hati pencuri semakin luluh
Jika disumpah tiada mengeluh

Ibu bermaksud menolak bala
Bagai melepas sengatan kala
Sumpah dibaca di sela sela
Ingin pencuri menjadi gila

Ahmad sajuni tiadalah takut
Hanya sahaje sedikit terkejut
Seri di wajah semakin kelut
Jika mengaku tidak lah patut

Yasiin dibaca telah pun selesai
Jemaat pulang dengan pun santai
Ahmad saujani ubah perangai
Meloncat loncat seperti tupai

Sumpah dibaca menjadi kekal
Saujani mengata hilang lah akal
Tiada badan tiadalah kekal
Kini ibu nya menjadi kesal

Ibu termenung seorang diri
Yang disumpah anak sendiri
Dua minggu tak sadarkan diri
Nasi dikunyah tidak memberi

Demikian lah syair nya kami
Syair dibuat karang sendiri
Jika disalah jangan dicaci
Kami pun tau akan diri

Rindang lah sudah sikayu buluh
Dibuat biduk untuk berkayuh
Hamba menyusun jari sepuluh
Meminta maaf berhati luluh

dumai, 15 februari 2010
keterangan :
nama dan pekerjaan ibunya hanya tulisan belaka
konon cerita ini memang betul terjadi
hamba hanya mendapat sisa cerita
tempat peristiwa entah dimana negeri...

oleh Senepak Duri pada 15 Februari 2010 jam 18:54

Puisi "Wanita Bunyian"

gelapkan hati ketika engkau
aku berpaling menuju sang nafsu
berteriak dengan suara yang nyaris tak berbincang
dari derap langkah langkah serangga

ketika berdiri dibalik ilalang
senyum mu pancarkan kegelisahan
tak sedikit raut wajah mu kian usang
seiring menggelitik jemari-jemari pesona

rayu aku terhadap nafsu
ingin ku genggam dunia di tangan kiriku
dan matahari di tangan kanan ku

wanita diam, wanita bisu
wanita dalam wanita kaku

oleh Senepak Duri pada 12 Maret 2010 jam 22:28

Di Balik Perjalanan.......

Aku ingin bertemu dengan mu
Walau dalam hayalku
Masih adakah pesawat kkertas yang kuberikan padamu
Di petang senja hari itu

Aku ingin jumpa dengan mu
Meski dalam mimpi nantinya
Masih adakah sebatang pohon beringin
Yang melindungi kita siang itu

Asaku pecah di sini
Semangatku hilang
Rinduku mengebu
Ingin sua hari esok

Aku ingin pulang hari ini meski seribu tahun lagi

Oleh : syahrul affandi bin jalaluddin rozali
Perjalanan dari siak ke dumai, 23 februari 2008

Puisi "Janda Muda di Rumah Kost-an"

aku memang berdiri di bahu mu
wahai janda muda di rumah itu
saat sulit hadapi dunia

kita memang pernah menyatukan darah
sebab setan berdiri tepat diatas kepala kita
tak ada lagi keraguan yang menghantui waktu kita

tapi ku mohon
jangan kau lebihkan sayang mu kepada ku
sebab aku lah pecundang itu yang meracuni jamuan kita malam ini
dan aku lah perampok itu yang merusak jiwa dan batin mu

tampar aku wahai ibu dari satu anak
kan ku corengi muka ku dengan lumpur lumpur janji
pijak kaki ku, biar aku tersungkur dan terjatuh di jurang yang dalam
agar semua kan menjadi indah.......

jangan kau layan aku seperti bekas suami mu
yang pernah kau sayangi dan kau benci
sebab aku bukan apa-apa dari mu.....
selonggok tanah yang mengeras di depan pintu

wanita ku yang bekerja siang dan malam
di depan mu berbaris pasukan manusia yang bisa membuat hati mu bahagia
tapi bukan aku

wahai perempuan berstatus mantan istri
di belakang mu gerilya pejantan yang mengejarmu
melambaikan hawa syurga di hirupnya nafas mu
tapi bukan aku

beri lah mereka beberapa butir kacang kedelai
ntuk menghitung hari berapa lama ia berbaris di depan mu

berilah mereka jeruji besi
jika kau tak mau lagi di ikuti oleh mereka yang mengejarmu..

wanita janda muda yang berambut ikal
ini jalan yang kita hadapi
saat lari dan merangkak
saat sulit dan makin sulit

menangis...........................................................
......................................................................
......................................................................


dumai, 9 maret 2010
untuk teman ku yang tak ku sebutkan namanya
dari : syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Puisi "Dunia Oh Dunia"

Ini dunia yang kau miliki
Sebentuk bulat tak lonjong, tak petak
Ini dunia yang kau pijak
Bertanah dan berair

Diselimuti pepohonan tapi kau tebang
Dipenuhi lautan tapi kau cemar
Diselubung udara tapi kau kotorkan
Dihiasi manusia tapi kau tipu

Ini dunia yang kau puja
Berbentuk bola yang kau tendang
Tak ada benderang di hati luka
Seakan hempas terkoyak pungkang
Hingga tak kau perdulikan wajah-wajah mayat jelata

Ini dunia yang kau seru
Mengisah kan beban di pundak nya
Menuduhkan kau yang bersalah
Menangis kan hujanan air mata

Ini dunia yang kau agungkan
Aku juga ikut menghancurkan nya
Meski kaki tak sanggup lagi berpijak

Dumai, 16 april 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Sajak “Mimpi Orang Parlemen Jalanan”

Kalau aku menjadi pak Lurah
Aku akan sejahterakan wargaku
Kan aku beri mereka minyak subsidi secara geratis
Beras raskin ku bagikan secara Cuma Cuma
Agar warga ku merasa senang
Tapi aku tak mau jadi pak lurah
Karena aku takut warga ku akan mencemoohkan ku ketika aku tidak bisa mensejahterkan mereka

Andai aku jadi Walikota
Akan aku beri masyarakatku rumah secara geratis
Ku beri mereka mobil satu persatu
Ku belikan mereka pakaian agar masyarakatku tidak seperti gelandangan dan pengemis
Ku subsidi obat obatan geratis
Biaya sekolah semuanya geratis
Agar masyarakatku makmur dan damai
Tapi aku tak mau jadi walikota
Sebab aku tak bisa tunai kan janji janji ku pada masyarakatku

Jika aku jadi kapolres
Kan ku larang anggotaku menilang kendaraan masyarakatku
Ku biarkan mereka bebas berkenderaan
Ku beri jadwal pada pemuda untuk menggunakan jalan raya sebagai jalur pacu balap liar
Biar mereka senang padaku
Biar mereka bisa menikmati kehidupannya
Tapi aku tak mau jadi Kalpolres
Sebab aku pasti akan dipecat oleh Kapolri
Karena kesalahan hokum yang kulanggar

Seandainya aku jadi Gubernur
Kan ku bangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota di wilayah ku
Kan ku dirikan sekolah berstandar internasional di setiap sudut kampong
Kan ku jadikan provinsiku sebagai kota perdagangan yang hebat
Tapi aku tak mau jadi gubernur
Aku takut rakyatku akan membakar posterku di tengah jalan
Ketika aku tidak bisa menunaikan janji ku itu

Jika aku jadi Presiden
Rakyatku kan ku beri mereka lapangan pekerjaan yang luas
Ku beri mereka tanah yang gratis
Sebab di negaraku masih banyak tanah yang kosong
Ku berantas korupsi, kolusi dan nepotisme
Ku penjarakan pajabatku yang malas
Ku jadikan negaraku adikuasa di dunia
Agar seluruh Negara berkiblat ke negaraku
Tapi aku takkan bisa jadi presiden
Dan aku takkan mau jadi presiden
Aku kwatir suatu saat muka ku akan diludahi oleh kerabatku
Aku akan difitnah oleh partaiku
Dan aku akan jadi binatang buruan oleh sejumlah oknum yang tak suka periuk nasinya ku ganggu

Andai aku jadi Presiden PBB
Ku ciptakan dunia ini lebih modern dari sekarang
Agar makhluk luar angkasa takjub melihat bumi hasil karyaku
Agar mereka iri melihatku
Tapi aku tak mau jadi presiden PBB
Aku bimbang teman ku kan menusuk ku dari belakang
Melihat kekuasaanku yang begitu hebat

Jika aku jadi ilmuwan
Kan ku ciptakan power ranger, spiderman dan pahlawan lainnya
Agar ciptaan ku bisa memusnahkan musuh musuhh manusia yang bermukim di muka bumi
Ku suruh mereka memusanakan segala bentuk kejahatan
Kuciptkan lagi robot yang lebih canggih dari pada Robocop
Agar pencuri dan perampok tak berani beraksi
Tapi aku tak mau jadi ilmuwan
Aku takut jika aku jadi ilmuwan aku akan menciptakan bom
Yang akan meledak di bumi yang ku pijak
Banyak manusia yang akan mati oleh ciptaanku

Bila aku jadi nabi dan rosul
Kan ku ajak umatku untuk beribadah
Kan ku damai kan dunia
Ku ajarkan mereka berbuat baik
Agar mereka bisa tentram di surga dan akhirat
Tetapi aku tak mau jadi nabi dan rosul
Sebab nanti aku akan murtad dari agamaku

Jikalau aku jadi malaikat
Kan ku hapuskan dosa seluruh umat
Ku hilangkan sifat tipu muslihat
Takkan pernah ku catat amal buruknya
Supaya mereka semua masuk syurga
Supaya mereka semua bisa bahagia
Tapi aku tak mau jadi malaikat
Sebab aku telah di ciptakan jadi manusia
Dan aku takut tuhan akan mengutukku

Pabila aku jadi tuhan
Kan ku ciptakan bumi dan langit serta seisinya hal yang baik
Ku cabut nyawa manusia yang berbuat jahat,
Ku sumpah manusia ciptaan ku jika ia merampok, korupsi dan kejahatan lainnya
Tapi aku tak mau jadi tuhan
Sebab di alam ini sudah ada tuhan
Dan aku adalah salah satu ciptaan tuhan
Dan aku tidak mau dikatkan gila oleh umat ku kelak

Dan jika aku jadi mayat
Aku akan tetap diam selamanya…

Dumai, 3 september 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin Rozali

Cerpen "Pulang Bekerja"

Sudah tiga hari pak Karto tidak pulang ke rumahnya, dengar informasi dari tetangga sebelah rumah pak karto ia pergi ke pekan baru dalam rangka melaksanakan tugas yang diembannya dari kantor. Pak karto bukanlah pegawai tinggi di pemerintahan, dengan golongan pangkat yang rendah ia hanya sebagai supir pribadi dari kepala dinas tempat ia bekerja, maklum dengan memegang jabatan sebagai supir pribadi mobil plat merah ia selalu pergi ke luar kota bersama kepala dinas, biasanya setiap ia pergi paling tidak dua sampai tiga hari ia tak pulang ke rumah nya bahkan ia pernah sampai seminggu ia pergi meninggalkan istri dan anaknya hanya untuk menemankan kepala dinas rapat di pekan baru.

Hari itu pak karto baru pulang ke rumahnya setelah tiga hari menemani bosnya. Ia menyadari kalau semua akan baik baik saja seperti biasanya. Keramatamahan seorang istri menyambut kepulangan sang suami selalu ia dambakan. Biasanya, setiap kali pak karto pulang ke rumah nya, ia selalu disambut mesra oleh istrinya, dihidangkan segelas teh hangat, disajikan cimilan kecil serta kecupan mesra yang dilakukan istrinya setiap kali kepulangannya dari tugas. Terlihat anggun dan terpesona betapa mereka menjaga kesetiaaan rumah tangga. Anaknya Medi yang baru berumur tujuh tahun selalu memeluk pak karto ketika ia baru melangkah masuk ke rumah nya, begitu juga dengan Nani anak perempuan tunggalnya yang masih duduk dibangku SLTP selalu gembira menyambut kedatangan ayahnya.

Tetapi tidak dengan malam itu. Tiga hari pak karto pergi meninggalkan rumah, anak-anak dan istrinya menyimpan perasaan rindu yang mendalam di hatinya. Ingin rasanya secepat mungkin hendak sampai ke rumah meski jalan masih jauh lagi untuk sampai ke rumah. Hujan yang mengiringi kepulangan pak karto setia menemani nya hingga ia sampai kerumah, kerinduan itu semakin mendalam karena Medi menunggu mainan plastic yang ia pesan kepada pak karto ketika pulang sampai ke rumah.

Terlihat di arloji yang dikenakan di tangan sebelah kanannya menunjukan pukul sebelas malam, Susana di sekitar rumahnya terlihat sepi sebab dari tadi pagi lingkungan rumahnya diguyur hujan. Suasana sunyi sepi seperti itu selalu ia rasakan meski cuaca cerah menderah maklum lingkungan rumah pak karto tergolong masyarakat yang cuek dan tidak ambil tahu tentang tetangga layaknya lingkungan komplek yang berdiam disana kebanyakan orang awam. Hujan belum juga berhenti, rasa curiga kepada sang istri tidak terpikirkan dibenaknya, perasaan pun biasa saja ia turun dari mobil dinas dan berkemas barang – barang bawaan dan tak lupa akan mainan plastic yang dipesan oleh anaknya. Mulai ia melangkah ke pintu rumahnya, mengucapkan salam dan mengetuk pintu dengan berlahan sambil memanggil nama istrinya dengan lembut.

“na…!!, “na…!!, “buka pintu, ni abang pulang “ hampir lima belas menit berdiri di depan pintu namun Mirna istrinya tidak juga membukakan pintu rumahnya, sementara hujan tetap mengguyur atap rumah semakin deras, udara yang semakin sejuk terasa menusuk di dalam tulang pak karto, namun ia masih sabar meninggu mirna istrinya membuka pintu. Ia terus mengulangi mengetuk pintu beberapa kali namun Mirna juga tidak membukakan pintu rumah, “barangkali mirna sudah tidur” gumamnya sambil menunggu dengan sabar. Kesabaran pak karto memang diakui bahkan ia dikenal orang yang paling sabar di kampung itu. Ia mengambil ponsel dari saku celana dan mencoba menghubungi nomor mirna beberapa kali namun tidak juga diangkat oleh mirna. Kecurigaan mulai timbul dibenaknya, rasa penasaran semakin menggebu dan mulai memikirkan apa sebenarnya yang terjadi di dalam rumah ini. Berlahan menarik nafas waktupun semakin larut dan ia mencoba memanggil Mirna dari kaca jendela kamarnya yang ia duga mirna pasti tidur di sana, namun juga tiada jawaban dari rumah yang hanya berukuran delapan kali enam belas meter itu, melangkah kea rah belakang rumah dan ia temui pintu belakang rumah ternyata tidak terkunci dengan rapat, dengan mengendap endap ia masuk ke dalalm rumah. Selari berjalan menuju ke ruang tengah sambil menghidupkan lampu rumah satu persatu. Medi anak lelakinya tampak tidur dengan nyenyaknya di depan televisi sambil memeluk bantal seakan sedang bermimpi indah, di sebelahnya tergeletak Nina yang juga asyik tidur dengan pulas tapi ia tidak melihat Mirna tidur bersama anaknya, “kemana mirna ?” pikirnya sambil menyelimuti kedua anaknya yang tidak sadar dengan kedatangan ayahnya.

Malam itu, suasana semakin senyap, yang terdengar hanyalah suara air yang satu persatu menghantam atap rumah, sesekali terdengar suara kenderaan yang lewat di jalanan. Pak karto hanya diam dan sesekali memanggil nama istrinya. Mendekati pintu kamar ia mendengar suara bisikan dari dalam kamarnya, suara mirna seperti berbicara dengan seseorang. Kecurigaan semakin medalam ketika ia mendengar suara lelaki dari sebalik pintu kamar itu. Terus bersabar dan bersabar memikirkan ada apa dan siapa lelaki yang berada di dalam kamar bersama Mirna istrinya. Diam dan membisu ia duduk di sofa tak begitu jauh dari pintu kamar itu, hanya berjarak beberapa langkah saja, tatapan mata yang kosong tertujuu pada daun pintu yang menyimpan misteri. Haru bercampur sedih serta berkecamuk pikiran di dalam hati hingga ia tidak lagi memikirkan barang bawaan yang belum sempat ia ambil di depan pintu rumahnya.

Semula ia tidak percaya saat beberapa bulan yang lalu terdengar gossip dari tetangga yang mengatakan kalau Mirna istrinya selalu membawa laki laki lain ke dalam rumahnya saat ia pergi bertugas dan kini ia menyadari bahwa apa yang dikatakan tetangga itu ternyata benar. Dugaannya tidak meleset, dari sebalik pintu kamar suara bisikan cemas terdengar di telinga, pembicaraan antara mirna dengan lelaki itu makin memanaskan hati pak karto, namun ia masih duduk diam di sofa sambil mengurut dada. Tak terasa air mata keluar dari selah pipinya.

“Mirna, keluarlah..!!aku tau apa yang telah terjadi di dalam kamarmu itu, dan aku tau dengan siapa kau berbicara, aku tidak akan memukulimu karena aku sayang padamu, mirna….!!keluarlah, bawa lelaki itu keluar dan suruhlah ia pergi dari rumah ini, dan kita akan selesaikan masalah rumah tangga kita ini dengan tenang” ungkap pak karto kepada istrinya sambil menangis dengan sendu. Pintu kamar belum juga terbuka, gemeter di dada makin bergelora, perasaan semakin gundah gulana, dalam semu ia terpaku.

Beberapa menit ia menunggu, matanya tertuju pada kedua anaknya yang lagi tidur pulas, seraya ia berkata “anakku, kenapa engkau tidak menceritakan ini kepada ayahmu, kenapa kalian hanya diam ketika ibumu dipelukan orang yang itu bukan aku ?, kenapa kalian tidak bertanya kepada lelaki itu siapa dia?, kenapa ?kenapa anak ku…??. Mendengar ratapan pak karto kepada anaknya mirna pun membuka pintu kamar itu, ia melihat wajah suaminya kusut kusam berlinangkan air mata sambil memeluk kedua anaknya. Tetesan air mata mirna pun tidak terbendungkan, seraya ia menyuruh lelaki itu keluar dari kamarnya, ia pun menangis sekeras mungkin, berjalan tertatih tatih mendekati suaminya dan memeluk pak karto dengan erat. “maafkan mirna ya bang”.

Lelaki itu berkemas memakai pakaiannya dan beranjak untuk keluar dari rumah itu, namun hatinya terasa risau, takut akan pak karto melaporkannya ke kantor polisi ia pun melangkah menuju dapur dan mengambil sebilah pisau berniat hendak membunuh pak karto. Dari baliik dinding dapur ia mendengar pembicaraan pak karto kepada mirna “mirna, kenapa ini kau lakukan kepadaku? jika memang kau sudah tidak sayang lagi padaku, katakanlah bahwa kau ingin dicerai, dan aku akan menceraikanmu, kau layanilah lelaki itu selayak engkau melayani aku”. Suasana malam itu masih mencekam, kekhwatiran lelaki itu akan laporan pak karto kepada polisi semakin hebat, tanpa pikir panjang ia lansung menuju kearah pak karto sambil membawa sebilah pisau dan menusuk pak karto dengan pisau di tangan kanannya, malang tidak bertuah, pak karto mengelak dari serangan itu dan mengambil pisau dari tangan lelaki itu, tanpa pikir panjang pak karto pun menusukkan pisau ke tubuh lelaki separuh baya itu tepat di dadanya. Tanpa sengaja dan kebingungan Mirna menjerit histeris hingga membangunkan tetangga sebelah, sementara pak karto terpukau melihat darah bergelimang di lantai rumahnya, kedua anaknya terbangun dari tidur, terkejut dan menangis melihat situasii yang sedang terjadi, berlari menuju ke arah mirna dan memeluknya dengan erat. Lelaki separuh baya itu tergeletak di lantai dengan bergelimang darah. Pak karto menyesali dengan apa yang terjadi.
Sementara, di luar rumah masyarakat mulai berdatangan, merasa heran dengan situasi yang terjadi, pak Ahmad selaku RT di kampung itu lansung menorobos pintu rumah pak karto, terkejut melihat lelaki separuh baya itu terbaring di lantai dan sudah tidak bernyawa. Salah seorang dari masyarakat itu melaporkan ke Polisi tentang apa yang terjadi.

Beberapa saat kemudian, polisi pun datang, mengintrogasi dan menangkap pak karto atas tuduhan sebagai tersangka praktek pembunuhan itu. Mayat lelaki itu dibawa ke rumah sakit untuk di outopsi. Rumah pak karto yang biasanya sejahtera kini berpagar garis polisi. Mirna dan kedua anaknya hanya bisa menangis melihat tangan pak karto diborgol dan digiring ke kantor polisi. Satu persatu masyarakat pulang ke rumah mereka masing masing sambil bergumam menceritakan kejadian ini.
oleh syahrul affandi (senepak duri)

Mencari Indonesia Di Dalam Banjir dan Kemarau

rinduku padamu
sewarna dengan langit
sesunyi camar di setungkah balak
hanyut!
lelah terkuicah di tenbgah samudra
ombak!

bau tubuhmu
yang ku tempel di dinding hati
hilang dicuri musim

pernah ku lapah belukar kota
belantara dusun yang pikun
tapi ku temui orang mirip ku
memecah-mecah dadanya
miang di hati
menangis tak berlagu

kenduri sudah beberapa kali
pakai lilin
pakai bunga
pakai air mata
pakai apa yang bisa di pakai
nyaris semuanya tak terpakai
Padam!
layu!
berhingus!
namun kau belum juga kembali

kelak
bila kau kembali bercorak
menyental saujana luka
yang terlanjur infeksi dikarat reformasi
dan kebetulan aku dah tiada
ada sebatang pohon yang kutanam
dekat kuala duka
dilecahnya cinta
kalau tak terterbang
duduklah dirimbunnya
sambil menanti indonesia kembali


Dumai, September 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 23 September 2010 jam 16:47

Sumpah Pemuda Pada Orde

pemuda harapan bangsa
bangsa disadap sistim tak sedap
maka pemuda dapat cap kicap
manis
asin
rasakan
rasa letih ini

pemudi harapan negeri
negeri dibubuh birokrasi tak serasi
maka pemudi dapat nilai terasi
enak
tapi menggengsi
rasakan
rasa busuk ini

Dumai, oktober 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 28 Oktober 2010 jam 12:00

Wanita Bunting Tua

sebuah sajak enam belas tahun yang lalu
dari kasus kejadian copet ibu hamil
di pasar pulau payung dumai
sang anak dalam kandungan bulan ini
berusia seusia sajak ini
dibulan ini


Rendra Affandi


wanita bunting tua di pasar
berlari-lari anjing mendenging
kesal setanjung terselip di saku daster

wanita bunting tua dipasar
melanglang di aspal becek mencari hilang
dan bau pasar pun diangkut ke gubuk
dia bayang bayinya datang
dan masamnya roman bidan lantaran dompet
ah!
pantas tuhan bikinkan neraka
(semoga janinku tak dendam
atas petaka wanita bunting tua)


Dumai, Oktober 1994
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 07 Oktober 2010 jam 0:14

Kepada Laut Selat Rupat I

sebuah ekspresi
setelah enam tahun terjadi
tenggelamnya kampung saya
pasar pantai dan sekitarnya
hancur lebur
tergusur
hasilnya untuk kota ku ini
belum seberapa berarti


walau musim barat
ombak tegapmu dulu masih bergurau
dengan bakau
menjilat mesra sampan-sampan nelayan
yang merayap lembut di tubuhmu
kini tinggal air mata yang menggelombang
tangisi pantai desa yang hilang
dibenam kaki-kaki yang kokoh
pilu sungguh!
itu ratap diterjemah jadi lagu merdu
hingga kau dihafalkan
dari celah-celah pulau

Dumai, Juni 1995
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 07 Oktober 2010 jam 12:26

Kepada Laut Selat Rupat II

ekspresi ini muncul
jelang tiga tahun
peristiwa reformasi
empat bulan kemudian tergores
setelah Kepada Laut Selat Rupat I
setelah kampung hilang
pelabuhan terpancang
kesenjangan sosial mulai nampak
lewat nepotisme
penerimaan tenaga kerja




aku yakin
ombakmu kini air yang palak
menghempas dikaki-kaki dermaga
seperti pelacur yang meradang
semburkan mani tanpa uang
selain janji-janji igau orang mabuk


Dumai, November 1995
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 07 Oktober 2010 jam 12:39

Kepada Laut Selat Rupat III

ma
belas
tahun
kemudian
setelah
Kepada Laut Selat Rupat II


bendera partai di ujung jaring
dan di tiang gawang pengerih
berkibar tak beraib


bendera kapal asing
melenggang lenggang
menuncit sampan kokang
kepada penjaring dia beri gelombang
menepi dengan kaos bekas kampanye
tak lagi anyir
ikan tak lagi banjir
bakau tersentung
banjir membumbung
kota berlanyau
musim kering bentuk tersantau


lautan jadi agar-agar
dikerat-kerat besar
kapal berlabuh dalam iler
melagak lantak dengan profeller
merapat dalam asap kilang tak berfilter
para pengencing
tebarkan bau pesing
diselat ini pelayaran membunting

budaya lomba pancing
menipi-nipu diri
orang-orang di selat padat ini

Dumai, Oktober 2010
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 07 Oktober 2010 jam 15:15

Catatan Malam

Lelahku ku curah pada bulan
Beku aku disitu
Yang hilang ku biarkan jadi tabur di persemayamanku
Yang kelam malam ini

Dumai, 6 mei 2009


Senja ranap
Bulan semalam tercegat lagi
Sambil lawa ku masuki malam
Entah sampai bila, entah.


Dumai, 7 mei 2009
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 11 Oktober 2010 jam 16:56

Samudra Rasa

Purnama perak di dasar laut
Menyentuh aku sunyi yang lepu
Dengan embun menjarum dingin
Puas menahan bisanya
Sampaikan ribut teralih ke dada
Di kala engkau desirkan hati….

Mengajak mu kembali meraup pesisir
Dan debur waktu yang hancur
Di situ kegalauan dikincah
Di kalbu yang menyalah
Tempat bersemayam gulita jiwa….

Bila angin mati di belakang sampan
Berkayuhlah di bawah bulan
Jangan jelak ditutuh ombak
Sebab badai tak kan menyepai sehelai daun
Yang menjelajah samudra rasa
Pada waktu yang tak bertepian….


Dumai, 28 Oktober 2007
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 20 Oktober 2010 jam 22:36

Selasa, 16 November 2010

Wasior, Mentawai, Merapi Duka Sepanjang Nusantara

lagilagi menggali sepi
kematian menyelamba
terlambak tak kuasa
di meja berita
melulu
ya melulu
pilu diarak bak mempawai
peringatan hari pergi si jantung hati
dalam penat tanpa kiblat
doa membelatung di suak tanjung
dipucuk gunung
dilaut yang melambung
seperti ikan
kematian terlambak

tadah amin terpunggah
entah dari kubah
merus dari rumah yesus
terstop dipuncak stupa
tak terpelihara mungkin di vihara
entahlah
yang jelas nusantara berpesisir air mata

sepanjang jalan waktu
masih barubaru
penuh duka melulu
luluh lantakkah jejak doa
entahlah



Dumai, Oktober 2010

Oleh Tuan Darwis Moh Saleh · 27 Oktober 2010

Burung Gereja

burung gereja di kubah mesjid 
menyimpan tuhan disehelai ilalang mati 
demi sebuah kehidupan 
aku tersenyum
di atas tanah air ku
burung garuda rebah
seperti tuhan menyitai-nyitainya
entah mana bulu
entah mana paruh
entah mana pantat
aku diam terpekasam
burung gereja yang mungil
begitu jelas loncatan centil
dengan sebiji padi dia menari
burung garuda senusantara
tak tuntas drama luka
tiada tumpas air mata
pada garuda yang meraksasa
mau terbang ke mana
semua bulu bersarang hama
jas dari rakyat membelit jelata
para wakil solekkan jelita janji
terselip tak seindah slip gaji
pegawai banyak mengawal diri sendiri
lupa bahwa diri budak di kursi
tungau orang-orang sasau
membalau dalam janji kemilau
i dinding batu maupun ditugu
semua tanya terjawab gagu
apalagi digedung dewan
mimpi rakyat bercendawan
diketiaknya penuh cecak
terperam palak
tersedak decak
burung gereja cuma patuk antah lapuk
burung garuda terdiam sebagai pusaka yang berwajah suram
pada jumat yang nyaris tamat
kupanjatkan doa cepat-cepat
hai tuhan tamatkanlah hasad
bagi wakil atau hamba rakyat
yang berdiri dinegeri berulat
pada burung gereja
kukiaskan makna
kecil berumah di rumah ibadah
pada burung garuda kudapati arti
telanjang dan nyaris mati

Dumai, Oktober 2010

Oleh Tuan Darwis Moh Saleh · 28 Oktober 2010

sajak "petang di rumah jembalang bakau"

aku hendak ke bakau
bermenung diri bersama kurau

senja hendak menghampiri selari
kala udara menepak di tepi lubuk
segera sambung badan menyatu
dalam rindu jembalang bakau

tak puas hang diri menatap engkau
setelah mengiris haru memapah ombak
di deru syahdu suara senepak
merasa lekang hendak berpulang

candu ku ingat kan bakau
sedang merajut serinai memanggil
menderup langkah telinga tertarik
sedayup jeling ke arah dikau

dumai, 3 september 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Dari Hilir ke Hulu Sungai Dumai

terlihatlah mata ini ke arah sungai
tak merah lagi warna nya
tak besar lagi tubuhnya
tak dalam lagi pinggangnya

terus melingkar membelah kota
tumbuhkan kehidupan berketurun
tanpa sedari air terminum

sedemikian tarikh berlari
warna nya terus menghitam
tubuhnya terus mengecil
tak ada lagi kedalaman yang perlu ditakuti

air nya menghitam ada pabrik di sana
tubuhnya mengecil ada komplek sarang manusia di sana
kedalaman menjengkal tak ada bakau di pinggirnya
ia tersiksa karena kita tak perduli akan guna


Dumai, november 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Geografis Kota Dumai

Kota Dumai adalah sebuah kota di Provinsi Riau, Indonesia, sekitar 188 km dari Kota Pekanbaru. Kota Dumai merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Tercatat dalam sejarah, Dumai adalah sebuah dusun kecil di pesisir timur Propinsi Riau yang kini mulai menggeliat menjadi mutiara di pantai timur Sumatera dengan luas 1.727,385 km². Kota Dumai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai kota pada 20 April 1999, dengan UU No. 16 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 setelah sebelumnya sempat menjadi kota administratif (kotif) di dalam Kabupaten Bengkalis. Pada awal pembentukannya, Kota Dumai hanya terdiri atas 3 kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2.
Rata-rata ketinggian adalah 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-30 °C dengan kondisi tanah rawa bergambut.