Purnama perak di dasar laut
Menyentuh aku sunyi yang lepu
Dengan embun menjarum dingin
Puas menahan bisanya
Sampaikan ribut teralih ke dada
Di kala engkau desirkan hati….
Mengajak mu kembali meraup pesisir
Dan debur waktu yang hancur
Di situ kegalauan dikincah
Di kalbu yang menyalah
Tempat bersemayam gulita jiwa….
Bila angin mati di belakang sampan
Berkayuhlah di bawah bulan
Jangan jelak ditutuh ombak
Sebab badai tak kan menyepai sehelai daun
Yang menjelajah samudra rasa
Pada waktu yang tak bertepian….
Dumai, 28 Oktober 2007
Menyentuh aku sunyi yang lepu
Dengan embun menjarum dingin
Puas menahan bisanya
Sampaikan ribut teralih ke dada
Di kala engkau desirkan hati….
Mengajak mu kembali meraup pesisir
Dan debur waktu yang hancur
Di situ kegalauan dikincah
Di kalbu yang menyalah
Tempat bersemayam gulita jiwa….
Bila angin mati di belakang sampan
Berkayuhlah di bawah bulan
Jangan jelak ditutuh ombak
Sebab badai tak kan menyepai sehelai daun
Yang menjelajah samudra rasa
Pada waktu yang tak bertepian….
Dumai, 28 Oktober 2007
oleh Tuan Darwis Moh Saleh pada 20 Oktober 2010 jam 22:36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setiap komentar, mohon cantumkan nama Anda, agar kita bisa lebih mudah berinteraksi dan saling memberikan informasi mangrove. Komentar tanpa akun email/blog, beri komentar sebagai "Anonymous". Kami tunggu komentar dan informasi mangrove dari rekan-rekan ya. Salam Bahari !