Kite mula kan dengan bismillah
Supaya sekalian tidak lah salah
Untuk membaca ini risalah
Tentan manusia yang disumpah
Syair dibuat dihari senja
Tiadalah ragu tuadalah manja
Jika salah tiada sengaja
Syair ditulis tiada bermeja
Kisah bermula di ujung kampong
Ramailah orang berbondong-bondong
Memakai baju dan serta sarong
Hendak menengok budak melolong
Ibunya bernama si aminah
Terkadang senang terkadang susah
Hanya menjual sayur sececah
Asal mendapat rezki yang sah
Ketika pagi ibunya menangis
Sebab semalam hati nya bengis
Puaslah sudah untuk mengais
Rezeki datang tiada yang laris
Konon bernama ahmad senjani
Anak putera yang gagah berani
Masih bujang belum berbini
Duduk sehari entah apa yang dinanti
Sekejap setan datang menggoda
Pikirkan jahat telah pun ada
Hati meratap didalam dada
Melihat harta di depan mata
Khilaf lah sudah tingkah laku
Harta yang ada masuk ke saku
Jika di Tanya tidak kan mengaku
Lidah terbelit mulut terpaku
Ibu menangis tiada tara
Harta di peti sudah tiada
Supaya penyamon menjadi jera
Ibu lakukan segala cara
Tibalah hari dimalam jum’at
Ramai berdatangan orang jemaat
Membaca yasiin dengan lah hormat
Agar penyamon dapat siasat
Ibunya tiadalah mengetahui
Jikalau anak nya yang mencuri
Terselip sangka jiran kanan kiri
Nampak nye banyak orang yang iri
Yasin dibaca sebanyak empat puluh
Hingga badan berkeringat peluh
Nantinya hati pencuri semakin luluh
Jika disumpah tiada mengeluh
Ibu bermaksud menolak bala
Bagai melepas sengatan kala
Sumpah dibaca di sela sela
Ingin pencuri menjadi gila
Ahmad sajuni tiadalah takut
Hanya sahaje sedikit terkejut
Seri di wajah semakin kelut
Jika mengaku tidak lah patut
Yasiin dibaca telah pun selesai
Jemaat pulang dengan pun santai
Ahmad saujani ubah perangai
Meloncat loncat seperti tupai
Sumpah dibaca menjadi kekal
Saujani mengata hilang lah akal
Tiada badan tiadalah kekal
Kini ibu nya menjadi kesal
Ibu termenung seorang diri
Yang disumpah anak sendiri
Dua minggu tak sadarkan diri
Nasi dikunyah tidak memberi
Demikian lah syair nya kami
Syair dibuat karang sendiri
Jika disalah jangan dicaci
Kami pun tau akan diri
Rindang lah sudah sikayu buluh
Dibuat biduk untuk berkayuh
Hamba menyusun jari sepuluh
Meminta maaf berhati luluh
dumai, 15 februari 2010
keterangan :
nama dan pekerjaan ibunya hanya tulisan belaka
konon cerita ini memang betul terjadi
hamba hanya mendapat sisa cerita
tempat peristiwa entah dimana negeri...
oleh Senepak Duri pada 15 Februari 2010 jam 18:54
Supaya sekalian tidak lah salah
Untuk membaca ini risalah
Tentan manusia yang disumpah
Syair dibuat dihari senja
Tiadalah ragu tuadalah manja
Jika salah tiada sengaja
Syair ditulis tiada bermeja
Kisah bermula di ujung kampong
Ramailah orang berbondong-bondong
Memakai baju dan serta sarong
Hendak menengok budak melolong
Ibunya bernama si aminah
Terkadang senang terkadang susah
Hanya menjual sayur sececah
Asal mendapat rezki yang sah
Ketika pagi ibunya menangis
Sebab semalam hati nya bengis
Puaslah sudah untuk mengais
Rezeki datang tiada yang laris
Konon bernama ahmad senjani
Anak putera yang gagah berani
Masih bujang belum berbini
Duduk sehari entah apa yang dinanti
Sekejap setan datang menggoda
Pikirkan jahat telah pun ada
Hati meratap didalam dada
Melihat harta di depan mata
Khilaf lah sudah tingkah laku
Harta yang ada masuk ke saku
Jika di Tanya tidak kan mengaku
Lidah terbelit mulut terpaku
Ibu menangis tiada tara
Harta di peti sudah tiada
Supaya penyamon menjadi jera
Ibu lakukan segala cara
Tibalah hari dimalam jum’at
Ramai berdatangan orang jemaat
Membaca yasiin dengan lah hormat
Agar penyamon dapat siasat
Ibunya tiadalah mengetahui
Jikalau anak nya yang mencuri
Terselip sangka jiran kanan kiri
Nampak nye banyak orang yang iri
Yasin dibaca sebanyak empat puluh
Hingga badan berkeringat peluh
Nantinya hati pencuri semakin luluh
Jika disumpah tiada mengeluh
Ibu bermaksud menolak bala
Bagai melepas sengatan kala
Sumpah dibaca di sela sela
Ingin pencuri menjadi gila
Ahmad sajuni tiadalah takut
Hanya sahaje sedikit terkejut
Seri di wajah semakin kelut
Jika mengaku tidak lah patut
Yasiin dibaca telah pun selesai
Jemaat pulang dengan pun santai
Ahmad saujani ubah perangai
Meloncat loncat seperti tupai
Sumpah dibaca menjadi kekal
Saujani mengata hilang lah akal
Tiada badan tiadalah kekal
Kini ibu nya menjadi kesal
Ibu termenung seorang diri
Yang disumpah anak sendiri
Dua minggu tak sadarkan diri
Nasi dikunyah tidak memberi
Demikian lah syair nya kami
Syair dibuat karang sendiri
Jika disalah jangan dicaci
Kami pun tau akan diri
Rindang lah sudah sikayu buluh
Dibuat biduk untuk berkayuh
Hamba menyusun jari sepuluh
Meminta maaf berhati luluh
dumai, 15 februari 2010
keterangan :
nama dan pekerjaan ibunya hanya tulisan belaka
konon cerita ini memang betul terjadi
hamba hanya mendapat sisa cerita
tempat peristiwa entah dimana negeri...
oleh Senepak Duri pada 15 Februari 2010 jam 18:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setiap komentar, mohon cantumkan nama Anda, agar kita bisa lebih mudah berinteraksi dan saling memberikan informasi mangrove. Komentar tanpa akun email/blog, beri komentar sebagai "Anonymous". Kami tunggu komentar dan informasi mangrove dari rekan-rekan ya. Salam Bahari !